makalah bimbingan kelompok
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah
menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa
besar pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Lubuk
Alung, 21 Mei 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHLUAN
LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
BIMBINGAN KELOMPOK ......................................... 2
B.
DINAMIKA
KELOMPOK ........................................................................ 2
1. KELOMPOK FUNGSIONAL ............................................................. 3
2. MACAM – MACAM KELOMPOK ................................................... 5
C.
TEKNIK
– TEKNIK BIMBINGAN KELOMPOK ................................ 7
D.
PELAKSANAAN
BIMBINGAN KELOMPOK ..................................... 8
E.
NILAI
– NILAI BIMBINGAN KELOMPOK ......................................... 10
F.
MANFAAT
DAN PENTINGNYA BIMBINGAN KELOMPOK ......... 10
G.
TUJUAN
BIMBINGAN KELOMPOK .................................................... 11
KESIMPULAN ....................................................................................................... 12
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk sosial manusia itu tidak dapat melepaskan
diri dari manusia lainnya.Antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya
saling membutuhkan dan saling berhubungan. Dalam hubungan ini akan terjadilah
suatu proses saling mempengaruhi. Dalam kaitannya dengan kelompok ,antara
anggota yang satu dengan anggota kelompok yang lain akan terjadi saling
pengaruh mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini dalam kehidupan kelompok
itulah yang sebenarnya yang dijadikan landasan di selenggarakannya bibingan
kelompok.
Istilah bimbingan kelompok dalam pengertian yang sederhana
adalah bimbingan yang diterapkan terhadap sekelompok individu, disamping
istilah bimbingan kelompok seringkali dikaitkan dengan bagian dari program
bimbingan dan dilaksanakan dalam rangka bimbingan belajar dari
individu-individu siswa, dengan bimbingan dari konselor atau pembimbingnya.
Tujuan dari penyelenggaraan bimbingan kelompok di sekolah
tidak jauh berbeda jika di bandingkan dengan tujuan program bimbingan pada
umumnya, yaitu membantu setiap siswa supaya dapat berkembang seoptimal mungkin
sesuai dengan potensi-potensi yang di milikinya.
Dengan bimbingan kelompok kemungkinan beberapa individu
siswa dapat memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin dalam memecahkan
masalahnya.Maka dari itu peranan konselor atau pembimbing dalam kegiatan
kelompok sangat dibutuhkan terutama dalam mengarahkan kegiatan kelompok ke arah
yang positif sehingga klien dapat mengembangkan dirinya sendiri dalam
menanggulangi masalahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok
merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok.
Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktifitas
kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, maupun
sosial.
Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu:
kelompok kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar
(13-20 orang) ataupun kelas (20-40 orang). Diberikan informasi dalam bimbingan
kelompok terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang kenytaan,
aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan tugas-tugas, serta meraih masa depan dalam studi, karir, ataupun
kehidupan. Asktifitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan
pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta pengembangan
diri.
Pada umumnya aktivitas kelompok menggunakan prinsip dan
proses dinamika kelompok, seperti dalam kegiatan diskusi, sosiodrama, bermain
peran, simulasi dan lain-lain. Bimbingan melalui aktifitas kmelompok lebih
efektif karena selain peran individu lebih aktif, juga memungkinkan terjadinya
pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana, dan penyelesaian masalah.
B.
Dinamika Kelompok
Bekerja dalam kelompok
atau bekerja dengan kelompok (work group) menunjukkan pada seperangkat
metode dan teknik yang dirancang untuk mendampingi suatu kelompok dalam
meningkatkan cara dan mutu berinteraksi sedemikian rupa, sehingga menunjang
dalam pencapaiannya tujuan yang ditetapkan dan pengembangan kepribadian
masing-masing anggota yang tergabung dalam suatu kelompok. Bagi tenaga
bimbingan di institusi pendidikan, bekerja dengan kelompok berarti merancang
dan mengelola serangkaian kegiatan yang memberikan pengalaman kepada siswa dan
mahasiswa berinteraksi antara satu dengan yang lain dalam lingkup suatu
kelompok, dengan maksud menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial
masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerja sama dalam
kelompok guna mencapai aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Dalam
hal ini tenaga bimbingan memanfaatkan proses kelompok (Group Process), yaitu interaksi dan komunikasi yang berlangsung
antara anggota peserta kelompok yang bekerja sama untuk memenuhi suatu
kebutuhan yang dihayati bersama, untuk memecahkan suatu problem yang dihadapi
bersama melalui pikiran dalam diskusi, atau untuk merencanakan suatu aksi yang
akan dilakukan bersama.
1.
Kelompok
Fungsional
Kelompok dalam rangka bimbingan
kelompok adalah bukan suatu himpunan individu-individu yang karena satu atau
lain alasan tergabung bersama, melainkan suatu satuan/unit orang yang mempunyai
suatu tujuan yang ingin dicapai bersama. Tujuan yang ingin dicapai bersama
dapat menyangkut sesuatu yang tidak langsung yang berkaitan dengan kehidupan
batin peserta/anggota kelompok, seperti merencanakan bazar di sekolah atau
merencanakan pesta perpisahan kelas; kelompok semacam ini biasanya disebut
kelompok tugas. Tujuan yang dicapai juga dapat menyangkut sesuatu yang langsung
berkaitan dengan kehidupan batin anggota di dalam kelompok, seperti
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain atau membahas sikap yang
sebaiknya diambil oleh generasi muda terhadap generasi tua dan sebaliknya; kelompok
semacam ini biasanya disebut kelompok perkembangan.
Dalam menganalisis aktifitas suatu
kelompok, dapat dibedakan menjadi dua yaitu dimensi isi dan dimensi proses.
Dimensi isi menunjuk pada apa yang menjadi fokus perhatian kelompok, berkaitan
dengan tujuan yang ingin dicapai, dengan kata lain apa yang dikerjakan, apa
yang didiskusikan, dan apa yang dibahas. Apa yang sebaiknya menjadi isi
aktifitas suatu kelompok tergantung dari pihak-pihak yang terlibat, dari
tingkat perkembangan seluruh anggota kelompok, dan dari lingkungan dimana
aktifitas kelompok itu berlangsung. Sedangkan dimensi proses menunjuk pada
bagaimana caranya isi ditangani, dengan cara yang bagaimana kelompok bekerja,
dengan cara yang bagaimana kelompok mengatur lalulintas diskusi, dengan cara
yang bagaimanakelompok menganalisis problem yang dihadapi dan mencari pemecahan
bersama, dengan cara yang bagaimana kelompok menjaga dan membina kebersamaan
dalam kelompok sehingga semua anggota kelompok merasa terlibat. Ada lima
komponen dasar dalam proses yaitu:
a) Struktur organisasi dan tujuan
dibentuknya kelompok,
b) Interaksi dan komunikas antar
peserta/anggota kelompok,
c) Keterpaduan dan kebersamaan sebagai
satuan yang saling terikat,
d) Gerak maju atau langkah-langkah yang
ditempuh untuk sampai pada sasaran, dan
e) Kepemimpinan.
Pada
dasarnya kelompok-kelompok tidak lahir secara kebetulan saja, suatu kelompok
dapat dibentuk atas prakarsa dan inisiatif beberapa orag dari dalam yang
kemudian menjadi warga kelompok, atau dibentuk atas usaha beberapa organisator
dari luar yang kemudian menjadi secara langsung atau tidak langsung terlibat
dalam kegiatan kelompok. Kelompok ditinjau dari kegiatan yang dilakukan,
dibedakan atas:
a. Kelompok aksi (action group), yang dirancang dengan tugas utama mengerjakan
sesuatu, seperti OSIS dengan semua seksinya yang harus merencanakan dan
mengelola berbagai kegiatan diluar bidang pengajaran, seperti marching band dan
lain sebagainya.
b. Kelompok studi (study group), yang dirancang dengan tugas utama mempelajari
seluk-beluk suatu bidang dengan menggunakan submber-sumber tertentu, seperrti
kelompok yang mengumpulkan informasi tentang perguruan tinggi yang terdapat di
kota bersama variasi program studi yang ditawarkan, dan kelompok yang
mengumpulkan kliping dari berbagai majalah tentang penggunaan narkotika.
c. Kelompok diskusi (discussion group), yang dirancang
dengan tujuan utama membahas bersama suatu masalah yang dihadapi. Bentuk khusus
darri kelompok diskusi ialah kelompok konseling, yang membicarakan suatu
masalah yang melibatkan semua anggotasecara intensif.
2.
Macam-macam
Kelompok
Jane Warters, dalam bukunya yang
berjudul Group Guidance Principles and
Practice,s Mengemukakan bahwa banyak sifat yang bersifat dikotomis yaitu:
a. Kelompok primer dan skunder.
Kelompok primer dapat dicirikan oleh kontak akrab yang kontinou, seperti dalam
keluarga dan kelompok bermain pada anak dikampung. Kelompok skunder dibentuk
atas dasar minat yang dikejar bersama, seperti satuan kelas disekolah dan kelompok
pecinta alam dalam kalangan mahasiswa. Kelompok atau group yang dibentuk untuk
kepentingan kegiatan bimbingan bersifat kelompok skunder, baik kelompok besar
maupun kelompok kecil.
b. Sociogroup
dan psychogroup.
Dalam kelompok yang pertama tekanannya terletak pada hal yang harus dilakukan
bersama, dalam kelompok yang ke dua tekanannya terletak pada hubungan
antarpribadi. Namun, tekanan itu dapat bergeser sehingga suatu sociogroup dapat menjadi suatu Psychogroup dan sebaliknya, bahkan dalam
kelompok yang sama tekanannya kadang-kadang diberikan pada tugas yang
dikerjakan, dan pada lain waktu unsur kebersamaan lebih diutamakan. Dalam
kelompok atau group yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan,
pembedaan antara kedua kedua macam kelompok itu tidak sebegitu tajam karena,
disamping mengusahakan sesuatu bersama, pembinaan hubungan antarpribadi juga
harus diperhatikan.
c. Kelompok yang terorganisasi dan
kelompok yang tidak terorganisasi. Dalam kelompok yang terorganisasi terdapat
diferensiasi antara peran-peran yang dipegang oleh anggota/peserrta kelompok,
sehingga terdapat suatu struktur. Struktur itu dapat bersifat sangat formal dan
kompleks, dapat pula bersifat informal dan agak sederhana. Dalam kelompok yang
tidak terorganisasi setiap anggota bergerak lepas yang satu dari yang lain.
Kelompok yang terbentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan adalah kelompok
terorganisasi, lebih-lebih karena dibentuk dibawah pengawasan tenaga bimbingan.
Namun, struktur organisasinya cenderung bersigat informal dan agak sederhana.
Kelompok seluruh anggota OSIS yang mewakili para siswa disuatu sekolah adalah
kelompok yang terorganisasi, dengan struktur yang jauh lebih formal.
d. In
group dan Out group. Dalam kelompok yang pertama
para anggota merasa terikat antara satu sama lain dan menunjukkan loyalitas
satu sama lain. Anggota out group
adalah mereka yang bukan anggota kelompok tertentu , diantara mereka tidak
terdapat rasa loyalitas, rasa simpati, dan rasa ketertarikan, bahkan mungkin
terdapat rasa antipati dan rasa benci. Kelompok yang dibentuk untuk kepentingan
kegiatan bimbingan tidak mengikuti pola pembedaan ini karena kelompok/gabungan
itu tidak pernah boleh menghasilkan perbedaan tajam.
e. Kelompok yang keanggotaannya bebas
serta atas dasar sukarela dan kelompok yang keanggotaanya diwajibkan. Diantara
kelompok yang dibentuk untuk kegiatan bimbingan ada yang bibentuk atas dasar
sukarela, misalnya kelompok konseling, dan ada juga yang dibentuk atas dasar
kewajiban sebagai siswa yang bersekolah di institusi pendidikan tertentu,
misalnya satuan kelas pada waktu tertentu menerima bimbingan karier.
f. Kelompok tertutup dan kelompok
terbuka. Kelompok tertutup terdiri atas mereka yang mengikuti kegiatan kelompok
sejak permulaan dan tidak menerima anggota baru dampai kegiatan kelompok
berhenti. Kelompok terbuka memungkinkan adanya orang keluar dan orang masuk
selama kegiatan kelompok berlangsung. Kelompok atau group kecil yang dibentuk
dengan tujuan khusus cenderung bersifat tertutup seperti kelompok konseling,
sedangkan kelompok besar lebih bersifat terbuka seperti, satuan kelas bila ada
siswa baru masuk.
C.
Teknik-teknik Bimbingan Kelompok
1. Home Room Program
Yaitu nsuatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
agar guru dapat mengenal murid-muridnya dengan lebih baik, sehingga dapat
membantunya secara efisien.
2. Karya Wisata atau Field Trip
Karya wisata atau field trip disamping berfungsi sebagai
kegiatan rekreasi atau metoe mengajar, dapat pula berfungsi sebagai suatu
teknik bdalam bimbingan kelompok. Dengan karya wita murid mendapat kesempatan
meninjau objek-objek yang menarik dan mereka mendapat informasi yang lebih baik
dari objek itu.
3. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupkan suatu cara dimana murid-murid akan
mendapatkan kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid
mendapat kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan
suatu masalah.
4. Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat merupakan teknik yang baik dalam
bimbingan, karena kelompok memberikan kesampatan kapada individu untuk
berpartisipasidengan sebaik-baiknya.
5. Organisasi Murid
Melalui organisasi ini banyak masalah-maslah yang sifatnya
individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi murid dapat
kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehidupan sosial.
6. Sosiodrama
Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu teknik didalam
memecahkan-memecahkan masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain
peran.
7. Psikodrama
Psikodrama dalah teknik untuk memecahkan masalah-masalah psychis
yang dialami oleh individu.
8. Remedial Teaching
Remidial teaching atau pengajaran remedial nyaitu bentuk
pengajaran yang diberikan kepada seorang murid untuk membantu memecahkan
kesulitan belajar yang dihadapinya.
D.
Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dilaksanakan
melelui kegiatan sebagai berikut:
a. Persiapan menyeluruh
Yaitu
meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya) persiapan bahan, persiapan
keterampilan dan persiapan administrasi.
b. Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan
Tahap-tahapnaya yaitu:
1) Pembentukan.
Temanya
pengenalan, pelibatan dan pemasukan diri kedalam suatu kelompok. Tahap
pembentukan meliputi kegiatan:
a. Mengungkapkan pengertian dan tujuan
maupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagaian,
maupun seluruh anggota kelompok,
b. Menjelaskan cara-cara dan asas-asas
bimbingan kelompok,
c. Saling memperkelnalkan dan
mengungkapkan diri,
d. Teknik khusus bagi seorang pemimpin
kelompok,
e. Permainan penghangatan atau
pengakraban.
2) Peralihan
Tahap peralihan ini meliputi kegiatan:
a. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
pada tahap berikutnya,
b. Menawarkan atau mengamati apakah
para anggota sudah siap dalam menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya,
c. Membahas suasana yang terjadi,
d. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan
anggota,
e. kalau kembali kebeberapa aspek tahap
pertama atau tahap pembentukan. Tahap peralihan ini merupakan jembatan antara
tahap pembentukan dan tahap kegiatan.
3) Kegiatan.
Tahap ini
meliputi kegiatan:
a. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu
masalah atau topik untuk kelompok tugas sedangkan untuk kelompok bebas yang
dilakukan adalah mengemukakan permasalahan kemudian pemilihan permasalahan atau
topik,
b. Tanya jawab antara anggota dan
pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut permasalahan
atau topik yang dikemukakan pemimpin kelompok atau yang sudah dipilih oleh
anggota kelompok,
c. Anggota membahas permasalahan atau
topik tersebut secara mendalam dan tuntas,
d. Kegiatan selingan.
4) Tahap pengakhiran
Pada tahap
pengakhiran yang dilakukan adalah pemberitahuan bahwa kegiatan akan segera di
akhiri, pengambilan kesimpulan oleh anggota kelompok, refleksi tentang kegiatan
yang baru saja dilakukan, memicarakan rencana pertemuan selanjutnya, do’a
penutup.
E.
Nilai – nilai bimbingan kelompok
Nilai-nilai
bimbingan kelompok berkaitan dengan aktifitas-aktifitas kelompok. beberapa
diantaranya seperti:
a. Memfasilitasi perkembangan pribadi
b. Penstimulasian pembelajaran dan
pemahaman
c. Keuntungan-keuntungan interaksi
kelompok
d. Ekonomi
F.
Manfaat dan
pentingnya bimbingan kelompok
Hartinah
menyatakan bahwa melalui bimbingan kelompok para anggota kelompok / siswa:
a. Diberikan
kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang
terjadi di sekitarnya.
b. Menimbulkan
sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang bersangkut
paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan di dalam kelompok.
c. Menyusun
program-program kegiatan untuk mewujudkan “penolakan terhadap hal yang buruk
dan sokongan terhadap hal yang baik”.
d. Mendorong siswa
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung membuahkan hasil
sebagaimana mereka programkan semula.
Apabila manfaat bimbingan kelompok dapat
ditumbuh kembangkan, maka bimbingan kelompok akan sangat efektif bukan saja
bagi perkembangan pribadi masing-masing anggota kelompok, tetapi bagi
kemaslahatan lingkungan dan masyarakat.
G.
Tujuan
bimbingan kelompok
Secara umum tujuan bimbingan kelompok ialah
untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
berkomunikasi. Melalui kondisi dan proses berperasaan, perpikir, berpersepsi
dan berwawasan yang terarah, luwes dan luas serta dinamis, maka kemampuan
berkomunikasi, bersosialisasi dan bersikap dapat dikembangkan.
Secara lebih khusus, bimbingan kelompok
bertujuan untuk membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan
aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta / anggota.
Menurut Binnett dan Romlah mengemukakan tujuan
bimbingan kelompok ialah:
1.
Memberikan kesempatan pada siswa belajar
hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan
masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
2.
Memberikan layanan-layanan penyembuhan.
3.
Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih ekonomis dan efektif
daripada melalui kegiatan individual.
4.
Untuk melaksanakan layanan konseling individual
secara lebih efektif.
KESIMPULAN
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang
dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa
penyampaian informasi ataupun aktifitas kelompok membahasmasalah-masalah
pendidikan, pekerjaan, pribadi, maupun sosial.
1. Teknik-teknik Bimbingan Kelompok
·
Home
Room Program
·
Karya
Wisata atau Field Trip
·
Diskusi
Kelompok
·
Kegiatan
Kelompok
·
Organisasi
Murid
·
Sosiodrama
·
Psikodrama
·
Remedial
Teaching
2. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dilaksanakan melelui kegiatan sebagai
berikut:
a. Persiapan menyeluruh
Yaitu
meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya) persiapan bahan, persiapan
keterampilan dan persiapan administrasi.
b. Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan
Tahap-tahapnaya yaitu:
Ø Pembentukan.
Ø Peralihan
Ø Kegiatan.
Ø Tahap pengakhiran
3. Nilai – nilai bimbingan kelompok
Nilai-nilai
bimbingan kelompok berkaitan dengan aktifitas-aktifitas kelompok. beberapa
diantaranya seperti:
·
Memfasilitasi
perkembangan pribadi
·
Penstimulasian
pembelajaran dan pemahaman
·
Keuntungan-keuntungan
interaksi kelompok
·
Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
Narti,
Sri. 2014. Model Bimbingan Kelompok
Berbasis Ajaran Islam untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan
dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Rafika Aditama.
Surya, Moh. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.
Bandung: CV. Ilmu
Winkel,
W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di
Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
[1][1] Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung:
PT Rafika Aditama, 2006), hlm. 23
[1][2] W. S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 1997), hlm 503-514.
[3][4] Sri Narti, Model Bimbingan Kelompok Berbasis Ajaran Islam
untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014),
hlm. 30-32
Komentar
Posting Komentar